Text
Masalah Keilahian Almasih (Chashma-e-Masihi)
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., Imam Mahdi dan Masiḥ Mau’ud (Almasih Yang Dijanjikan), telah menulis buku Chashma-e-Masihi pada bulan Maret 1906 dalam menjawab sebuah buku yang ditulis oleh seorang Kristen. Orang tersebut mencoba untuk membuktikan bahwa Alquran tidak berisi ajaran baru dan Hadhrat Muhammad saw, na‘udzubillāh hanya menyalinnya dari narasi kitab-kitab Injil terdahulu. Masīḥ Mau‘ūd a.s. menjawab tuduhan ini dengan mengangkat adanya keraguan serius akan keaslian Injil-injil Kristen, lalu memperlihatkan bagaimana Alquran merupakan sebuah kitab yang khas dan tidak ada bandingannya di mana begitu banyak nubuat di dalam Alquran telah terpenuhi dan bagaimana karunianya selalu hidup sampai hari ini.
Terkait: Buku Penampakan Kebesaran Tuhan (Tajalliyat Ilahiyyah)
Dalam buku ini, Masīḥ Mau‘ūd a.s. juga membantah doktrin trinitas dan penebusan dosa yang dimiliki oleh orang-orang Kristen, dan beliau a.s. memperlihatkan bahwa kepercayaan tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan Nabi Isa a.s. sendiri. Dalam hal ini, Masīḥ Mau‘ūd a.s. juga memaparkan perbandingan antara ajaran Islam dan Kristen mengenai ampunan dan hukuman.
Dalam bagian kedua buku atau epilog, berisi uraian lengkap mengenai keselamatan sejati. Masīḥ Mau‘ūd a.s. menjelaskan keselamatan sebagai ‘kedamaian dan kebahagiaan kekal, di mana rasa lapar dan haus akan mencari keselamatan tersebut hanya semata-mata dapat diraih melalui sebuah hubungan sempurna dengan Tuhan.’ Masīḥ Mau‘ūd a.s. memperlihatkan bahwa doktrin yang dimiliki Kristen dan Hindu mengenai keselamatan telah menemui kegagalan untuk tujuan mencapai sebuah hubungan sempurna dengan Tuhan, dan doktrin mereka juga bertentangan dengan hukum-hukum alam dan melawan sifat-sifat Allah Taala.
Tidak tersedia versi lain